Selasa, 30 Desember 2008

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK 1

Majalah PMRI/Edisi IX Juli 2006

Kata Pengantar

Ketua Tim PMRI

Tak terasa PMRI sudah berusia 5 tahun dan sekarang memasuki tahapan baru: Tahapan Pengembangan dan Diseminasi. Itu tidak berarti Tahapan Uji Coba sudah selesai. Kita tidak dapat menunggu sampai uji coba di kelas 6 selesai baru melangkah ke proses diseminasi. Terlalu lama. Dari pengalaman berharga selama proses uji coba meyakinkan kita bahwa apa yang telah kita kerjakan selama ini baik, dan karena itu perlu diteruskan dan disebarluaskan. Sudah ada tiga evaluasi dilakukan terhadap uji coba PMRI dan ketiganya memberikan laporan yang sangat menggembirakan. Salah satu dari laporan tersebut, yang dikerjakan oleh tim independen yang ditunjuk pemerintah Belanda, diketuai oleh Tuan Dirk van Esbroek, seorang Belgia, menulis sebagai berikut (terjemahan bebas dari saya): Jelas terlihat bahwa proyek ini lebih dari sekedar memperkenalkan suatu metode baru mengerjakan matematika. Ternyata penggunaan PMRI merupakan bagian dari suatu usaha yang lebih luas untuk mengubah kultur pendidikan pada tahap dasar. Sesungguhnyalah, penggunaan metode ini akan mempengaruhi perilaku siswa dan guru di kelas dan hubungan siswa dengan guru. Tanpa melebih-lebihkan dapat dinyatakan bahwa proyek ini ikut menyumbangkan hubungan yang demokratis di Indonesia, jadi merupakan transformasi sosial.Tuan Esbroek mengunjungi beberapa sekolah uji coba PMRI dan mewawancarai banyak guru. Jadi seperti dikatakan oleh Tuan Esbroek, PMRI bukan sekedar metode baru dalam pembelajaran matematika. Melalui PMRI kita menumbuhkan budaya demokratis di Indonesia. Karena itu, kita memberanikan diri melangkah lebih jauh.

Institut Pengembangan PMRI (IP-PMRI), untuk 4 tahun ke depan berkantor pusat di Gedung Basic Science Center A, ITB, Bandung, ingin mengajak PPPG (Pusat Pengembangan Penataran Guru) Matematika dan LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) untuk bekerjasama dalam peningkatan kemampuan guru matematika. Pada kesempatan Lokakarya Nasional di Jakarta, pada bulan April yang lalu, kami mengundang 8 orang widyaiswara LPMP dari 8 provinsi dan seorang widyaiswara PPPG Matematika. Kita berharap peran mereka akan lebih besar pada masa yang akan datang.

Perlu saya tegaskan kembali strategi diseminasi/penerapan PMRI ke sekolah, dan ini telah kita cobakan dengan berhasil selama 5 tahun, ialah kerjasama yang erat antara LPTK dan sekolah, dengan melibatkan kepala sekolah, para guru, dan orang tua murid.

Pertama-tama, kita persiapkan LPTK agar mereka siap mendiseminasikan PMRI di sekolah. Kedua, melatih para guru dalam PMRI dan mendampingi mereka, tentunya oleh LPTK setempat selama penerapannya di sekolah. Kerjasama antara LPTK dan sekolah seperti ini hendaknya berjangka panjang. Pada setiap LPTK yang terlibat dalam kegiatan ini diharapkan tumbuh semacam local-center P3-PMRI (Pusat Penelitian dan Pengembangan PMRI) yang berfungsi mengkoordinasikan kegiatan pengembangan lokal.

Pada bulan Juni yang lalu kita sudah mengadakan dua lokakarya lokal di UNESA dan USD. Pada bulan November yang akan datang, kita akan mengadakan Lokakarya Nasional di Surabaya, dan dua lokakarya lokal di UNY dan UPI.

Selamat Bekerja.

RK Sembiring

Majalah PMRI/Edisi IX Juli 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala sesuatu terjadi karena sesuatu alasan. Karena setiap sebab ada akibat dan setiap akibat ada sebab, entah Anda mengetahuinya atau tidak, pasti ada sesuatu sebab atau sebab-sebab khusus. Tidak ada yang kebetulan.